Blog

Kenapa tak Berqurban?

30/08/2016 13:24

 

Kenapa tak berqurban? Kadang mampu setiap tahun ganti gadget terbaru. Harga gadget dg fitur lengkap mana ada yg murah. Keluarkan uang Rp.5jt itu biasa. Yg penting bisa bergaya.

Berqurban hanya Rp.2jt mikir-mikir...

Kenapa tak berqurban? Beli pulsa utk pake gadget sebulan mampu Rp.200rb. Setahun habis Rp.2,4 jt. Itu minimal. Nabung buat qurban sebulan cuma Rp.170rb mana pernah direncanakan. 

Kenapa tak berkurban? Beli rokok setiap hari Rp.15rb terasa ringan. Setahun menghabiskan uang Rp.5.475.000. Bisa... berqurban mikir2...‎

Sebagai penguat buat yg masih mikir2 berqurban...  supaya semangat... Biar hidup penuh manfaat...

"Tidak ada perbuatan yg paling disukai Allah pd hari Raya Haji selain berqurban. Sesungguhnya orang yg berqurban akan dtg pada hari Kiamat dg membawa tanduk, bulu dan kuku binatang qurban itu. Dan sesungguhnya darah qurban yg mengalir itu akan lebih cepat sampai pd Allah daripada darah itu jatuh ke bumi, maka sucikanlah dirimu dg berqurban."
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridho dengan pemberianNya maka Allah tidak akan memberinya berkah."
(HR. Ahmad)

 

>>

Mengajarkan Iman Kepada Allah Untuk Anak Kita

29/08/2016 11:06
فَأَخْبِرْنِي عَنْ الْإِيمَانِ؟ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ
 وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ, قَالَ: صَدَقْتَ
“Kabarkanlah kepadaku tentang iman, Beliau menjawab, “Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari akhir, dan beriman kepada takdir baik dan buruknya.’ Ia mengatakan, ‘Engkau Benar.’” (HR. Muslim no. 8 )
Inilah enam rukun iman yang wajib kita ajarkan kepada anak. Iman mengharuskan adanya sikap menerima dan tunduk. Diperlukan pengetahuan untuk mendapatkan sikap tunduk dan menerima sehingga pengikraran kita tidak semata ada di lisan saja, tetapi juga diiringi hati yang tunduk dan menerima, tidak menolaknya.
Anak harus paham bahwa ia diciptakan ke muka bumi ini hanya untuk beribadah kepada Allah semata. Beribadah kepada Allah ini harus diiringi kepatuhan, tunduk dan menerima segala aturan yang telah Allah tetapkan.  Oleh karena itu berilah ia pengetahuan tentang siapa Rabbnya, dan bagaimana ia mengenal-Nya. Hingga akhirnya ia dapat menerima dengan ikhlas tanpa adanya paksaan atas segala perintah Allah dan Rasul-Nya.
Artikel ini akan membahas rukun iman yang pertama yakni iman kepada Allah. Iman kepada Allah merupakan pondasi utama dalam pembentukan karakter anak dimana kelak diharapkan anak mempunyai karakter yang kuat sebagaimana Rasulullahshalallaahu ‘alaihi  wa salam. Yang takut kepada Allah dan selalu berhati-hati dalam tiap tindakan yang beliau lakukan. Yang berusaha melaksanakan semua perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya. Yang selalu menjaga amal ibadah sehari-hari dan tidak menyia-nyiakan waktu yang ada. Iman kepada Allah jugalah yang merupakan pembeda antara orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir.
 
Ajarkan Ia Iman Kepada Allah
 
Beriman kepada Allah mencakup empat hal :
Pertama: Beriman dengan wujud Allah.
Terangkan kepadanya bahwa Allah itu ada dan barang siapa yang mengingkari keberadaan Allah, maka dia bukan orang yang beriman. Ceritakan kisah Fir’aun yang berkata kepada Musa ‘alaihisallam “Siapakah Rabb alam semesta?” Fir’aun tetap menyimpan keyakinan dalam hatinya akan adanya Allah. Musa berkata kepadanya, “Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tidak ada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Rabb yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata” (QS. Israa’: 102). Akan tetapi dia tetap mengingkarinya sebagaimana Allah ta’alaberfirman
وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا
Dan mereka mengingkarinya karena kezhaliman dan kesombongan, padahal hati mereka meyakini kebenarannya.” (QS. An-Naml: 14)
 
Kedua: Beriman dengan keesaan Allah dalam Rububiyah-Nya.
Artinya meyakini bahwa Dialah satu-satunya Rab, Yang Esa dalam Rububiyah-Nya.  Ar-Rabb artinya pencipta, pemilik, pengatur (semua hal yang merupakan perbuatan Allah, yang khusus bagi-Nya). Ceritakan kepada anak tentang surat Al-Ikhlas.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١)اللَّهُ الصَّمَدُ (٢)لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣)وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤)
“Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Rabb yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”  (QS. Al Ikhlas: 1-4)
Katakan padanya bahwa Allah itu satu, Allah itu Maha Esa.  Untuk membantu anak memahami hakikat makna “satu atau esa” dalam kalimat “Allah itu satu, Maha Esa”, dapat dilakukan dengan permainan. Contoh permainannya sebagai berikut:
  • Pertama jelaskan terlebih dahulu makna tauhid kepada Allah, yaitu mengesakan Allah, tidak mempersekutukan-Nya. Hanya Allah sajalah yang mengatur segela urusan kita. Seluruh makhluk bergantung kepada-Nya dalam semua urusan dan permasalahan.  Allah tidak punya anak, tidak punya orang tua juga tidak punya istri. Allah itu satu.
  • Kemudian jelaskan isyarat bilangan 1-5 dengan jari-jari tangan: bilangan satu (mengacungkan telunjuk) dan bilangan dua (mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah), dst
  • Perintahkan anak mengucapkan “Allah Maha Esa” ketika kita menunjukkan isyarat satu jari. Jika kita mengacungkan jumlah yang selainnya maka anak mengucapkan “Tidak!” Instruktur mengacungkan isyarat jari tangan dengan jumlah bilangan yang berselang-seling. Misal satu, kemudian empat, kemudian satu lagi, lalu tiga dan seterusnya. Anak yang salah ucap diberi kesempatan menjawab sendiri. Demikian seterusnya sampai anak dapat memahami hakikat makna esa (satu) dan seluruh anak memahami benar konsep Allah itu Esa (Satu). Semakin lama kita semakin cepat menunjukkan isyarat jarinya. Berhentilah jika anak sudah bosan.
Ketiga: Beriman terhadap keesaan Allah dalam Uluhiyah-Nya.
Bahwasanya Allah Ta’ala sajalah yang berhak disembah. Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Dia dan tidak ada sekutu bagi-Nya.  Tauhid inilah yang membedakan orang islam dengan orang kafir. Kenalkan kalimat tauhid kepadanya sejak dini. Ketika ia mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitar, yakni saat ia sudah mulai menirukan tingkah laku serta perkataan yang kita lakukan dan ucapkan.  Ajarkanlah ‘laa ilaaha illallah’, sebagai kalimat yang pertama kali bisa mereka ucapkan secara fasih.
Ibnul Qayyim dalam kitab Ahkamul Maulud menjelaskan,
“Dia awal waktu ketika anak-anak mulai bisa berbicara, hendaklah mendiktekan kepada mereka kalimat  ‘Laa ilaaha illallah, Muhammad rasulullah’ dan hendaklah sesuatu yang pertama kali didengar oleh telinga mereka adalah ma’rifatullah (mengenal Allah) dan mentauhidkan-Nya. Juga ajarkan kepada mereka bahwa Allah berada diatas Arsy-Nya, Dia senantiasa melihat dan mendengar perkataan hamba-Nya, dia senantiasa bersama mereka dimanapun mereka berada.”
Tanamkan kecintaan yang mendalam kepada Allah. Jelaskan padanya bahwa hanya kepada Allah lah kita meminta, dan hanya kepada-Nya pulalah kita memohon pertolongan.  Jelaskan pula seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaipun mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.
 
Kempat: Beriman terhadap asma’ dan sifat Allah yakni beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifatNya.
Kita wajib beriman terhadap nama dan sifat Allah sebagaimana yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasul-Nya shalallaahu ‘alaihi wa salam menurut apa yang pantas bagi Allah subhanahu wa ta’ala, tanpa tahrif (penyelewengan), ta’thil (perubahan makna), takyiif (menanyakan bagaimananya) dan tamtsiil (memisalkan atau menyerupakan dengan makhluk).  Allah ta’ala berfirman
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Tidak sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-syura: 11)
Jelaskan dengan contoh  bahwa Allah itu Maha mendengar namun pendengaran Allah tidak sama dengan pendegaran makhluk. Sebagaimana kucing mempunyai kaki, dan kaki kucing tidak sama dengan kaki manusia. Allah itu berbicara sebagaimana yang dia kehendaki. Sebagaimana firman Allah
وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثًا
Dan siapakah orang yang lebih benar perkataannya dari pada Allah?“ (QS.An-Nisa’: 87)
وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا
Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung” (QS. An-Nisa’:164)
Dan tentu berbicaranya Allah tidaklah sama dengan berbicaranya makhluk. Sebagaimana berbicaranya kucing tidak sama dengan berbicaranya manusia. Menetapkan nama dan sifat untuk Allah harus sesuai dengan nama dan sifat yang Dia berikan untuk Diri Nya dalam kitab Nya atau disampaikan oleh Rasul Nya. Tidak boleh melanggar Al-Qur’an dan As-Sunnah karena tidak seorang pun yang lebih mengetahui Allah daripada Allah sendiri, dan tidak ada –sesudah Allah-orang yang lebih mengetahui Allah daripada Rasul Nya.
Demikian pembahasan iman kepada Allah. Semoga dapat memberi manfaat.
***
Penulis: Putrisia Hendra A. (Ummu Hafizh)
Muraja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits.
 
Maraji’:
  • Kitab Tauhid 1 (Terjemahan At-Tauhid lish Shaffil Awwal Al-‘Aliy). Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan.  1999. Darul Haq. Jakarta.
  • Mencetak Generasi Rabbani. Abu Ihsan dan Ummu Ihsan. 2010. Pustaka Darul Ilmi.
  • Mendidik Anak dengan Game Islami. Ummu Raihan. 2013. Gazza Media. Surakarta.
  • Terjemahan Syarah Hadits Arba’in. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. 2008. Pustaka Ibnu Katsir. Bogor.

Sumber: https://manhaj-tauhid.blogspot.co.id/2014/11/ajari-anak-tentang-iman-kepada-allah.html

>>

Metode Mendidik Anak Agar Kuat Iman

25/08/2016 14:59

Sahabat Pembaca, Dr. Abdullah  Nashih Ulwan, seorang tokoh dakwah sekaligus pakar pendidikan Islam kelahiran Syiria dalam bukunya yang sangat terkenal dan fenomenal yakni Tarbiyatul Awlad fil Islam (Pendidikan Anak dalam Islam) mengemukakan tentang tanggung jawab terbesar bagi orang tua selaku pendidik anak-anaknya.  Beliau menyebut ada 7 tanggung jawab orang tua dalam pendidikan yakni pendidikan Iman, Akhlak, Fisik, Intelektual, Psikis, Sosial dan Seksual.

Sahabat Ummi, yang dimaksud pendidikan iman adalah mengikat anak dengan dasar-dasar Iman,rukun Islam dan dasar-dasar syar’i.  Bicara dasar iman, jelas kaitannya berupa keimanan dengan masalah ghaib seperti Iman kepada Allah SWT, malaikat, kitab-kitab, semua Rasul dan hari akhir. 

Kalau rukun islam kaitannya dengan ibadah seperti sholat, puasa dan lainnya sedangkan dasar-dasar syariat adalah segala yang berhubungan dengan jalan ilahi dan ajaran-ajaran Islam berupa aqidah, ibadah, peraturan dan hukum.

Waah… kedengarannya berat ya sahabat Ummi.  Lalu bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan di rumah kita sehari-hari? Beliau mengajak kita untuk mengikuti petunjuk dan wasiat Rasulullah sebagai berikut. Jadi bisa dibilang ini konsep Rasulullah SAW dalam mendidik anak agar beriman.

1.Membuka kehidupan anak dengan kalimat La ilaha illallah

Saat bayi lahir biasanya dikumandangkan azan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri.  Ini adalah upaya awal yang mempunyai pengaruh kuat terhadap penanaman dasar aqidah dan tauhid pada anak.

Di sekolah apalagi masih tingkat PAUD dan dasar (SD), seyogyanya sekolah terutama berbasis Islam membiasakan religious culture (budaya religius) pada siswa dengan memulai hari untuk mengingatkan kalimat La Ilaha illallah.“Bacakanlah kepada anak-anak kamu kalimat pertama dengan La Ilaha illallah” (HR. Al Hakim dari Ibnu Abbas ra)

2.Mengenalkan hukum halal dan haram kepada anak

Apabila anak memasuki masa baligh telah memahami hukum-hukum halal dan haram disamping terikat dengan hukum syariat maka untuk selanjutnya ia hanya akan mengenal hukum dan undang-undang islam.

“Taatlah kepada Allah dan takutlah berbuat maksiat serta suruhlah anak-anak kamu untuk mentaati perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan. Karena hal itu akan memelihara mereka dan kamu dari api neraka.” (HR. Ibnu Jarir dan Ibn Al Mundzir dari Ibnu Abbas)

Tentu saja pengenalan ini secara bertahap sesuai usia. Mengapa babi haram? Para Ibu bisa menjelaskannya dari sudut pandang agama, maupun logika ilmiah. Juga ketika beranjak dewasa, mengapa pacaran dilarang oleh agama?

3.Menyuruh Anak untuk Beribadah pada Usia 7 tahun

“Suruhlah anak-anakmu menjalankan ibadah shalat jika mereka berusia tujuh tahun.  Dan jika mereka sudah berusia sepuluh tahun, maka pukullah mereka jika tidak mau melaksanakan shalat dan pisahkanlah tempat tidur mereka.”(HR. Al Hakim dan Abu Dawud dari Ibn Amr bin Al-Ash ra.)

Mendisiplinkan anak untuk shalat memang gampang-gampang susah.  Jika shalat sudah menjadi budaya di rumah dan sekolah memang terasa mudah, yang agak susah adalah memaknai shalat dan menjadikannya sebagai kebutuhan hidup bukan sekedar kewajiban yang harus ditunaikan.

Mengapa kita harus shalat, mengapa kita membutuhkan shalat harus sedikit demi sedikit ditanamkan kepada anak melalui bimbingan yang konsisten. Mungkin untuk usia 7-12 tahun target orang tua yang utama adalah bagaimana membuat mereka rajin shalat dan menepati waktu-waktu shalat.  Namun jika sudah di atas usia itu bimbingan ditingkatkan pada hakikat shalat dan memaknainya sebagai bentuk interaksi yang dekat antara seorang hamba dengan khalik-Nya.

Ada sebuah penelitian ilmiah yang menyebutkan bahwa semakin tinggi bimbingan shalat fardu di awal waktu oleh orang tua, maka akan semakin baik pula kedisiplinan shalat anak usia 6-10 tahun. Sebaliknya semakin rendah bimbingan shalat fardu di awal waktu orang tua maka akan semakin rendah pula kedisiplinan shalat anak.

Hasil penelitian lain juga menyebutkan bahwa kedisiplinan shalat anak 57% nya dipengaruhi oleh bimbingan keagamaan.

4.Mendidik anak untuk mencintai Rasul, ahli Bait (keluarga) beliau dan membaca Al Quran

“Didiklah anak-anak kamu pada tiga perkara: mencintai nabi kamu, mencintai ahli baitnya dan membaca Al Quran.  Sebab orang-orang yang memelihara Al Quran itu berada dalam lindungan singgasana Allah pada hari tidak ada perlindungan selain daripada perlindungan-Nya beserta para Nabi-Nya dan orang-orang yang suci.” (HR. Ath-Thabrani dari Ali ra)

Dalam muqqadamahnya Ibnu Khaldun menunjuk pentingnya mengajarkan dan menghafalkan Al Quran kepada anak-anak. Al Quran merupakan salah satu syiar ad din yang menguatkan aqidah dan meresapkan keimanan.

Hikmah mencintai  Nabi juga keluarga dan para sahabatnya adalah keteladanan. Anak-anak lebih mudah meniru kebaikan dengan penokohan sebagai teladan kehidupan. Upaya mengajarkan doa-doa Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari amat dimungkinkan sebagai pendekatan mencintai Nabi.

Dalam implementasinya, Dr. Abdullah Nashih Ulwan menganjurkan beberapa metode  yang bisa dilakukan dalam pendidikan Iman anak-anak kita: Tafakkur dengan sosialisasi berjenjang artinya anak-anak diajak merenungkan tentang penciptaan langit dan bumi.  Bimbingan ini diberikan ketika mereka sudah dapat mengenal dan membedakan sesuatu. Sosialisasi berjenjang dilakukan mulai dari mencerna sesuatu melalui panca indera  hingga meningkat kepada hal-hal logis. Dari parsial menuju hal global dan dari sesuatu yang sederhana meningkat kepada sesuatu yang tersusun secara sistematis.

Misalnya begini, ajak anak kita melihat bintang dan bulan. Kita  ceritakan cahaya bulan dan bintang darimana asalnya melalui pengetahuan empiris yang bisa kita dapatkan, hingga ke pemahaman siapa yang menciptakan bulan?.  Suatu saat bulan-dan bintang akan hancur atas kehendak Sang Pencipta, seperti halnya kita pun sering menghancurkan mainan yang kita susun atau miliki sendiri.  Hancurnya alam semesta itulah yang dinamakan hari akhir.  Bagaimana agar kita tetap selamat setelah hari akhir?.

5.Menanamkan dan melatih  perasaan khusyu, takwa dan ubbudiyah kepada Allah SWT

Ini adalah metode untuk membuka jiwa anak.   Cara melatihnya adalah membiasakan anak agar khusyu dalam sholat, bersedih atau menangis jika mendengar bacaan ayat suci Al Quran, Tentu saja ini hanya bisa diberikan saat anak sudah masuk dalam masa mampu menganalisa.

“Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah) yaitu orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka..(QS. 22-34-35)

Dikabarkan meski Al Quran diturunkan melalui dirinya, Rasulullah tetap menyukai mendengarkan ayat al Quran dibacakan dari orang lain, dan seperti biasa jika ada ayat-ayat yang menceritakan tentang hari akhir maka para sahabat akan melihat kedua mata beliau sudah bercucuran air mata.

Orang tua dianjurkan untuk melatih anak bersikap khusyu dan menangis dalam beribadah seperti ditunjukkan pada haditsnya:

“Bacalah Al Quran dan menangislah.  Sekiranya engkau tidak dapat menangis, maka berpura-puralah engkau menangis (HR. At-Thabrani)

6.Menanamkan rasa selalu ingat kepada Allah SWT

Pendidikan ini harus ditanamkan dalam perbuatan, pemikiran dan perasaan.   Mengingat Allah dalam perbuatan artinya melatih keikhlasan saat melakukan sesuatu semata-mata demi mencari ridha Allah SWT.  Kemudian yang kedua adalah memberi pemahaman bahwa Allah tidak akan menerima apapun yang tidak diniati karena-Nya.

Mengingat Allah dalam berpikir artinya melatih akal, hati dan keinginan  sesuai yang dibawa Rasulullah juga membiasakan instrospeksi diri.

7.Mengingat Allah dalam perasaan berarti menjaga diri dari hasad dan iri dengki

Demikian metode dan dasar pendidikan kepada anak untuk dapat menguatkan iman.  Mungkin rasanya berat ya Sahabat Ummi, tapi yakinlah jika diiringi doa dan keikhlasan kepada Allah SWT insya Allah cita-cita mendapatkan generasi Muslim yang beriman kepada Allah bangga dengan dinnya, juga sejarah dan perjuangan para Nabi dan sahabat akan  menjadi kenyataan. Amin.

Sumber: Ummi

Profil Penulis:

Sih Wikaningtyas, Ibu 2 anak, bekerja di Ditjen Pendidikan Islam, Kemenag RI.  Suka menulis dalam rangka bersyukur, menyemangati hidup dan menghargai diri.  Pernah aktif di FLP Bogor. Sekarang tergabung dalam Komunitas Ummi Menulis.

>>

Bukan Hanya Sekedar Hafal

25/08/2016 14:25

Kalau sekedar hafal, kaset murattal pun bisa untuk belajar. Kalau sekedar pengetahuan, di Google pun sangat banyak bahan yang dapat kita baca, lengkap dengan segala kesalahan dan kerusakannya. Tetapi sungguh, ada amanah berat yang harus dipikul oleh para penghafal Al-Qur'an. Ada tugas besar yang menanti para pelajar agama ini. Bagi mereka, ada akhlak yang harus tumbuh tertanam kuat dalam diri. Ada adab yang harus ditegakkan. Pada masing-masing mereka, ada ruh yang harus diserap dari setiap ayat dan ilmu. Maka jika lembaga yang mengajarkan menghafal Al-Qur'an sibuk mengejar cepatnya menghafal, sementara adab kurang diperhatikan, sungguh aku sangat khawatir terhadap mereka. Itu sebabnya, memasukkan anak ke pesantren tahfidz --apalagi sekedar sekolah yang menambahkan kegiatan menghafal-- harus lebih cermat lagi. Ini merupakan perkara yang sangat besar. Maka jangan asal dapat menghafal dengan cepat. 

kutipan dari FB . Fauzhil Adhim

 

>>

Seuntai Do'a Pagi

24/08/2016 11:15

SEUNTAI DO'A PAGI

Yaa Allah ...
Ya Rahman..
Ya Rahim...
Bila hari ini masih menjadi bagian hidup kami...
Berikanlah kemudahan dan kelancaran untuk menjalaninya...

Bila kelopak mata kami.... masih dapat terbuka,
Bimbinglah penglihatan kami untuk senantiasa melihat kebaikan dan kebenaran...

Bila mulut kami masih diizinkan berucap,
Tuntunlah agar senantiasa mengatakan kejujuran...

Bila kaki kami masih diberi kemampuan untuk melangkah,
Hantarkanlah ke tempat2 yg menjadi ibadah kami....

Bila tangan kami masih dapat digerakkan,
Gerakkanlah untuk memberikan kebaikan bagi orang lain...

Bila matahari masih diperkenankan menyentuh raga ini,
Sempurnakanlah cahaya-nya di pagi hari untuk menyehatkan tubuh kami..

Bila udara masih menjadi bagian dari nafas kami.....
Lapangkanlah rongga dada ini untuk menghirupnya...

Bila dari rezeki yang diturunkan di muka bumi ini masih ada bagian haq kami,
Datangkanlah dalam jumlah yg banyak bagi kami,yg halalan thoyiban dari segala arah...
Agar kami dapat memberi manfaat bagi orang lain yang membutuhkan...

Yaa Allah...Ya Rabb...
Bila keluarga dan saudara2ku disini masih diperkenankan mewarnai kehidupan kami...
Jadikanlah mereka sebagai warna-warni yg penuh keindahan, penuh kasih sayang, rukun dan damai selalu.
Angkat dan hilangkanlah segala penyakit keluarga dan saudara2ku ini... gantikanlah dgn kesehatan yang sempurna serta berikanlah sisa usia yang penuh manfaat dan barokah...

Yaa Allah... 
Dengan segala yg telah diperlihatkan pada kami untuk menjadikan ini semua sebagai pelajaran hidup kami....

Karuniakanlah kami... 
sejak hari ini sampai Kau utus malaikat-Mu mengangkat ruh ini dari jasad kami dgn Limpahan Nikmat dan Kasih Sayang-Mu.
Di akhir hayat kami, kami mohon karunia Mu utk husnul khatimah.

Aamiin Yaa Rabbal 'aalamiin

 

dikutip dari FB Ust. Hilman Rosyad Syihab

>>

Inilah Para Tokoh Perintis Penerjemahan Alquran

25/04/2012 09:20

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nidia Zuraya

* Salman Al-Farisi
Sahabat Rasulullah SAW ini merupakan orang yang pertama kali menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa lain. Dalam sejarah disebutkan ia menerjemahkan surat Al-Fatihah secara lisan ke dalam bahasa Persia atas permintaan orang-orang Muslim Persia. Namun terjemahan Al-Farisi ini belum mencakup keseluruhan surah dalam Alquran, hanya surah  Al-Fatihah.
 
* Petrus Agung (1092-1156)
Kepala biara Gereja Cluny, Prancis ini adalah tokoh Barat yang pertama kali menggagas upaya penerjemahan Alquran. Dengan bantuan seorang theolog abad pertengahan berkebangsaan Inggris, Robertus Ketenensis (1110-1160), dan muridnya Hermannus Dalmatin (1110-1160), ia menerjemahkan teks Alquran ke dalam bahasa Latin yang diberi judul 'Lex Mahumet pseudoprophete' pada tahun 1143 M.

* Louis (Ludovico) Maracci (1612-1700)
Terjemahan Alquran berbahasa Latin yang paling masyhur dan banyak menjadi rujukan adalah milik Louis (Ludovico) Maracci, seorang pastur berkebangsaan Italia. Terjemahan Alquran karya Maracci ini menyertakan teks Arab dan ulasan panjang yang berisi penolakan terhadap Islam.

* Andre du Ryer (1580-1660)
Orientalis berkebangsaan Prancis ini merupakan tokoh yang pertama kali membuat terjemahan Alquran berbahasa Prancis. Ia menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Prancis langsung dari teks aslinya bahasa Arab. Pengalamannya tinggal lama di Istanbul dan Mesir membuatnya menguasai bahasa Arab dengan baik. Karyanya ini diberi nama L'Alcoran de Mahomet.

* Salomon Schweigger (1551-1622)
Pendeta Gereja Noremberg ini adalah orang yang pertama kali melakukan penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Jerman. Ia menerjemahkan Alquran tersebut dari sebuah terjemahan Alquran berbahasa Italia. Terjemahan karya Schweigger ini diberi nama Alcoranus Mahometicus.

* Andrea Arrivabene (1534-1570)
Versi terjemahan Alquran dalam bahasa Italia pertama kali dibuat oleh Andrea Arrivabene. Karya terjemahan yang diberi nama L'Alcorano di Macometto ini merupakan hasil menerjemahkan karya terjemahan Petrus Agung.

* Hendrik Jan Glasemaker
Ia merupakan orang pertama yang diketahui membuat terjemahan Alquran dalam bahasa Belanda. Ia menerjemahkan Alquran bersumberkan pada sebuah terjemahan Alquran versi bahasa Prancis. Terjemahan karya Glasemaker ini diberi judul Mahomets Alkoran.

* Alexander Ross (1590-1654)
Ia adalah orang yang pertama kali menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Inggris. Alquran terjemahan Ross ini dibuat pada tahun 1649 dengan mengadopsinya dari terjemahan Alquran berbahasa Prancis, L'Alcoran de Mahomet.

>>

Subhanallah, Anak Ajaib Ini Islamkan Ribuan Orang

25/04/2012 09:08

Sharifuddin Khalifa boleh dibilang anak ajaib. Anak yang terlahir di Tanzania, Afrika Timur pada Desember 1993 itu berasal dari keluarga Katholik. Namun, pada usia 1,5 tahun, Khalifa sudah hafal 30 juz Alquran dan shalat lima kali sehari.

Subhanallah, ia mampu menghafal Alquran tanpa ada orang yang mengajarinya. Awalnya, kedua orangtua Khalifa mengira anaknya dikuasai setan. Namun, tetangganya yang Muslim memahami apa yang diucapkan anak ajaib itu. Akhirnya, kedua orangtuanya menyadari bahwa putranya adalah tanda kebesaran Sang Khalik. Kedua orangtuanya pun memeluk Islam.

Meski berbahasa ibu Swahili, Khalifa mampu berbicara dan berpidato dalam bahasa Arab, Inggris, Prancis, dan Italia tanpa belajar. Pada usia empat hingga lima tahun, ia sudah berkeliling Afrika dan Eropa untuk berceramah dan mengajar. Berkat dakwaahnya, ribuan orang memeluk Islam. Di Kenya, Afrika sebanyak 1.000 orang berduyun-duyun bersyahadat setelah mendengar ceramahnya.

Inilah videonya: https://www.youtube.com/watch?v=K7iqT2b9T3c

Dikutip dari : http//www.republika.co.id/berita/senggang/unik/12/02/09/lz3xrv-subhanallah-anak-ajaib-ini-islamkan-ribuan-orang

Semoga Bermanfaat ...

Silahkan saudara-saudariku yang baik, yang mau share atau co-pas, dengan senang hati. Semoga bermanfaat. Semoga pula Allah Ta'ala berikan pahala kepada yang membaca, yang menulis, yang menyebarkan, yang mengajarkan dan yang mengamalkan… Aamiin, Aamiin, Aamiin ya Alloh ya Rabbal’alamin …

---Salam Santun Ukhuwah Karena-NYA---

>>

Keistimewaan Pahala Membaca Alquran

25/04/2012 08:58

Oleh Syamsu Hilal

Salah satu keistimewaan Alquran adalah diberikan pahala bagi orang yang membacanya. Ibnu Mas'ud berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Alquran ), ia akan mendapatkan satu kebaikan yang nilainya sama dengan 10 kali ganjaran (pahala). Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." (HR Tirmidzi). Hadis dari Ibnu Mas'ud ini diperkuat dengan hadis serupa dari Abi Sa'id.

Rasulullah SAW memerintahkan kita mengkhatamkan (menyelesaikan bacaan) Alquran paling cepat dalam waktu tiga hari dan paling lambat satu bulan (30 hari). Kalau kita mengambil yang paling lambat, yaitu khatam dalam waktu satu bulan, berarti kita harus membacanya satu hari minimal satu juz. Satu juz kurang lebih terdiri atas 20 halaman. Bila 20 halaman tersebut kita bagi lima, setiap usai shalat fardhu kita cukup membaca empat halaman.

Membaca Alquran harus dilakukan dengan tartil, perlahan-lahan, dan sesuai dengan ilmu tajwid. Ibnu Mas'ud berkata, "Janganlah kalian membaca Alquran dengan amat perlahan seperti memungut buah kurma satu demi satu dan jangan pula membacanya dengan amat cepat seperti membaca syair. Namun, berhentilah pada keajaiban-keajaibannya dan resapilah dalam hati. Hendaklah perhatian kalian tidak terfokus pada akhir surat."

Berdasarkan pengalaman selama ini, membaca satu juz Alquran dengan tartil rata-rata membutuhkan waktu 30 menit. Ini berarti setiap selesai shalat fardhu kita cukup menyisihkan waktu enam menit untuk membaca Alquran agar kita bisa mengkhatamkannya satu kali dalam satu bulan.

Marilah kita hitung berapa kebaikan yang akan kita peroleh bila kita membaca Alquran setiap selesai shalat fardhu. Setiap halaman Alquran rata-rata terdiri atas 15 baris bacaan. Setiap baris bacaan rata-rata terdiri atas 35 huruf. Bila satu huruf dibalas dengan 10 pahala kebaikan dan bila membaca satu halaman Alquran; kita akan mendapat 5.250 pahala. Satu juz mendapat 105 ribu pahala. Bila satu bulan khatam, kita akan mendapat 3.150.000 pahala kebaikan.

Bila setiap selesai shalat lima waktu kita mencicil membaca Alquran minimal empat halaman-setara dengan enam menit-enam menit waktu yang kita sisihkan tersebut akan dibalas dengan 21 ribu pahala kebaikan. Subhanallah. Tentu saja ini balasan minimal dari Allah SWT. Dalam Alquran, disebutkan bahwa Allah SWT akan membalas setiap amal kebaikan tanpa batas sesuai dengan kehendak Allah SWT. Berapakah nilai satu ganjaran pahala di sisi Allah? Wallahu a'lam, tentu jauh lebih besar dari segala yang kita miliki di dunia.

 
Redaktur: irf
Sumber : https://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/06/15/119930-keistimewaan-pahala-membaca-alquran
>>

Rihlah TPQ As-Sa'adatul 'Ummah ke BonBin Ragunan

04/01/2012 14:10

Menyemarakkan liburan sekolah, TPQ As-sa'adatul 'Ummah RT.02/16 Kp. Stangkle kemirimuka Beji Depok melaksanakan kegiatan rihlah bersama dengan bertamasya ke Kebon Binatang Ragunan - Jakarta Selatan. Bersama Rafli, Kukuh, Dani, Dean, Bagas, Adnan, Fajar, Arrizal, Reza, Putra, Affan, dan penulis bersama-sama melaksanakan kegiatan dengan berangkat pada pukul 08.00 WIB, dengan terlebih dahulu berkumpul di Lapangan Volley Bpk. H. Nalim Neih, S.Pd. Naik angkot bersama dengan menyewa mobil, kami berangkat dengan semangat dan riang.

Terbayang akan sekumpulan binatang kamipun berangkat dengan membaca Basmallah dan do'a perjalanan. Sesampainya disana kamipun bergegas untuk makan siang, dan menuju kekandang gajah, buaya, dan tak lupa ke Pusat Primata schmutzer. Selanjutnya kamipun bermain di Museum Primata schmutzer. Kemudian diperjalanan kami melihat berbagai hewan-hewan, dari yang langka sampai hewan yang unik dan lucu, segala jenis primata, burung, mamalia, reptil, dll.

Kemudian kamipun memberikan makan gajah ketika hendak pulang dan memberi makan beruang dengan pisang yang kami bawa. Sangat menyenangkan dan Semoga yang lain bisa ikutan.... Trims

>>

KEUTAMAAN PENGHAPAL AL-QUR’AN

26/09/2011 13:58

Al Qur’an adalah petunjuk dari Allah SWT yang diturunkan untuk manusia agar tidak tersesat dari jalan kebenaran. Logikanya, jika Anda memiliki prototip computer yang belum dirakit, dan Anda belum tahu bagaimana cara merakit computer. Apa yang Anda perlukan untuk merakit computer? Bisa dipastikan Anda membutuhkan buku panduan guna merakit prototipe tersebut menjadi sebuah computer. Al qur’an bisa dipermisalkan dengan buku panduan tersebut. Al Qur’an berisi petunjuk, kabar gembira bagi orang mu’min dan kabar buruk bagi orang yang mengingkari Al Qur’an dan As Sunnah. Al Quran juga berisi rule of the game di dunia ini. Jika manusia telah jauh dengan Al Qur’an, bisa dipastikan kehidupannya suram. Jadi intinya, sesibuk apapun Anda, Qur’an tidak boleh Anda tinggalkan. Qur’an tidak bisa diganti dengan kitab yang lain yang notabene buatan manusia. Manusia tidak dapat seenaknya membuat peraturan di Bumi ini, karena bukan manusia yang yang menciptakan alam semesta akan tetapi Allah lah yang menciptakannya. Logikanya, dalam merakit computer, Anda tidak dapat sembarangan memasangkan prototip-prototip tersebut. Jika Anda nekad melakukannya bisa dipastikan computer tidak akan digunakan, bahkan malah menjadi rusak (konslet). Sudah banyak sekali contoh akibat tidak diterapkannya Aturan Allah SWT. Di Indonesia -Negara yang belum mennjalankan Aturan Islam secara sempurna- , tingkat criminal masih tergolong tinggi, lain dengan Saudi Arabia yang sudah menerapkan Aturan Islam, memiliki tingkat criminal yang tendah.

Qur’an memiliki banyak sekali kelebihan, salah satu contohnya adalah quran merupakan satu-satunya kitab yang masih terjaga keasliannya hingga sekarang, bahkan hingga hari akhir. Allah SWT memiliki banyak cara untuk menjaga Quran, salah satunya adalah dengan banyaknya para penghafal Quran di muka bumi ini. Selain itu, quran memuat hal-hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Contohnya, Quran telah menjelaskan kejadian manusia pada 14 abad yang lalu yang kemudian kebenarannya baru terungkap pada zaman sekarang. Selain itu, Quran juga telah menjelaskan bagaimana proses terpecahnya bintang, pernyataan bahwa bumi itu bulat, dan masih banyak lagi. Dari sudut pandang bahasa quran memiliki gaya bahasa yang sangat indah, dan tidak tertandingi. Tidak ada makhluq yang dapat membuat yang semisal dengan quran.

Allah SWT telah menurunkan quran dan menjadikannya kitab yang mulia serta menjaganya hingga hari akhir

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya(Al Hijr:9)

Oleh karena itu wajar jika orang yang berinteraksi dengannya memiliki keutamaan di sisi Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat. Berikut ini keutamaan yang dijelaskan oleh Allah SWT dan Rasulnya.

Keutamaan di Dunia :

1. Menghafal quran merupakan keutamaan rabbani yang datang dari Allah SWT. Bahkan ni’mat mampu menghafal quran sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia tidak mendapat wahyu. Rasulullah menjelaskan,”Barangsiapa yang membaca(hafal) Quran, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian hanya saja tidak diwahyukan kepadanya. Tidak pantas bagi hafidz quran bersama siapa saja yang ia dapati dan tidak melakukan kebodohan terhadap orang yang melakukan kebodohan (selektif dalam bergaul)sementara dalam dirinya terdapat firman Allah(HR.Hakim)

2. Seorang hafidz quran adalah orang yang mendapatkan penghargaan khusus dari Nabi SAW. Diantara penghargaan nabi yang pernah diberikan nabi kepada sahabat penghafal quran adalah perhatian yang khusus kepada syuhada Uhud dengan mendahulukan pemakamannya, dalam pengiriman delegasi Rasulullah memilih orang yang paling banyak hafalannya sebagai delegasi.

3. Menghafal quran merupakan ciri orang yang diberi ilmu.

4. Hafidz quran merupakan keluarga Allah di muka bumi

5. Menghormati hafidz quran berarti mengagungkan Allah SWT

Keutamaan di Akhirat:

1. Quran akan menjadi syafa’at bagi para penghafalnya. Dari Abi Umamah r.a, ia berkata,”Aku mendengar Rasulullah SAW berkata,”Bacalah Quran, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafal)(HR. Muslim)

2. Hifdzul quran akan meninggikan derajat manusia di surga. Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash dari nabi SAW. Ia bersabda,”Akan dikatakan kepada shahib quran,”Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau menartilkan Quran di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.”(HR. Abu Daud dan At-tirmidzi) Para ulama menjelaskan arti shahib quran adalah orang yang hafal semuanya atau sebagian, selalu membaca dan mentadabur serta mengamalkan isinya, dan berakhlaq seperti isinya.

3. Penghafal quran bersama para malaikat yang mulia dan taat

4. Bagi para penghafal quran akan diberikan mahkota kehormatan. Jika orang tuanya muslim, maka akan mendapatkan pakaian yang lebih bagus dari dunia seisinya.

5. Penghafal quran adalah orang yang tidak akan merugi dalam perdagangannya.

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri(QS.Fathiir 35:29-30)

Setelah mengetahui keutamaan berinteraksi dengan quran, mari tumbuhkan semangat untuk selalu berinteraksi dengannya, salah satu caranya adalah dengan menghafalnya. Menghafal quran tidak mengenal perbedaan umur. Baik tua maupun muda asalkan memiliki keinginan yang kuat insya Allah dapat menghafal quran. Kebanyakan sahabat menghafal quran pada saat dewasa. Jadi, umur bukanlah alasan untuk tidak menghafal quran. Dalam proses menghafal Anda dapat memetik banyak sekali pelajaran yang berharga. Sebelum menghafal Anda dituntut untuk memahami ayat Qur’an guna mempermudah proses penghafalan. Dengan memahamai ayat qur’an, diharapkan Anda dapat mengenal lebih jauh tentang Islam, baik dari segi fiqh, muamalah, sejarah, dan lain-lain. Jika anda sudah memiliki hafalan Quran, Anda akan terdorong untuk berusaha menjaganya. Karena merupakan dosa besar melupakan ayat quran yang sudah dihafal. Salah satu cara untuk menjaga hafalan adalah dengan cara mengulang-ulangnya. Sehingga dengan mengulang-ulang hafalan, Anda pun akan selalu bersama Quran. Perlu diketahui, ada beberapa penghafal quran yang kehilangan hafalannya karena lalai dalam menjaganya. Sehingga dhobitkanlah hafalan anda terutama jika Anda sudah khatam 30 juz, sehingga Anda dapat dengan mudah memuroja’ah hafalan Anda. Jika hafalan sudah dhobit, Anda bisa muroja’ah sambil menyetir mobil, memasak, dan banyak lagi pekerjaan yang bisa dibarengi dengan muroja’ah Sehingga minimal dalam seminggu Anda bisa mengulang hafalan Anda sekali.

 

Sumber: https://barkahqordhofa.wordpress.com

>>
1 | 2 >>

Search site

Mansur bin Nisan © 2011 All rights reserved.